Monday, December 5, 2011

Sunday, October 23, 2011

nostalgia

terdiam aku dalam pekat ini
album ini tidak ada yang menyenangkan
aku tertahan lagi
kembali pada nostalgia yang tak rampung dalam sehari
diikuti bunga yang makin hari makin tak jelas artinya

hampir setahun ini aku bisa. dan selalu bisa
namun kini, detik ini aku lunglai

apa selama ini aku bias?
menghindar
memprovokatori diriku sendiri

aku gentar
getar ini lemas
tak berkutik
hanya bisa menikmati getir ini
dan kembali aku, terjebak dalam nostalgia

Friday, October 14, 2011

PUNCAK MALAM ITU


Puncak malam itu. Udara menusuk dengan kejamnya lantaran kami makin menuju ke atas. Kabut makin menebal, menutup pandangan. seakan menolak kedatangan kami atau malah mau memberikan kejutan saat kami sudah bisa terbiasa melihat dalam kabut?

Kami memutuskan menepi di sebuah warung jagung bakar yang terlihat cukup luas dan nyaman untuk disinggahi. Beberapa warung disebelah kami dipenuh oleh rombongan para pe-touring.

Ditemani secangkir kopi susu panas dan jagung bakar yang masih menggepulkan asapnya, menunjukkan baru saja diangkatnya dari pembakaran. Kepulan asap rokok dari seorang teman disebrang. Kabut dan udara dingin yang makin menusuk ke dalam pori-pori terdalam. Melanjutkan pembicaraan kami mengenai ke-galau-an masing-masing. Sembari sesekali mengamati jalan yang banyak dilalui para rombongan motor-motor yang  berbeda dan terlihat sengaja melakukan perjalanan panjang ini malam itu.

“rame juga yah puncak malem-malem gini. Banyak rombongan-rombongan pe-touring. Salut2”
“iya. Keren deh mereka. jagoan.”
“hmmm...”
“jadi bagaimana?”
“Apanya yang bagaimana?”
“gatau deh.. apa mungkin bisa balik lagi?”
“Menurut lo?”
“hmmm... bisa kok.. asal tetep usaha. Haha klise banget..”
“hahahaha. Tai abis lo”
“jagung bakar. Kopi susu. Kabut. Perfect.”
“yakin perfect? ga ada yang kurang?”
“siaaal!. Gw udah tau lo bakal ngomong itu. Hmm kurang sih..”
“kurang apaaa hayooo???”
“kurang seseorang untuk dipeluk saat dingin gini. Momentnya udah pas padahal.. halahh.. galau kan gw.tai lo emang ”
“hahhaa. Sama.”
“roti bakar. Bandrek. Flava.. Cuma ganjal 1 hal” 
“apaan?”
“sama lo!”
“anjrit!”
 “harusnya situasi kayak gini bareng pacar. “
“anjing. Udah bagus gw temenin kesini lo. Babi. “
“hahha iye.iye.”

Tarikan dalam terlihat saat Ia mulai menaruh kreteknya ke ujung bibir dan mulai menariknya agak lama.
Tak lama kepulan asappun mulai terlihat keluar dari mulutnya. Teratur.

Kami pun melanjutkan chit chat kecil kami. Makin subuh dan makin tidak jelas. Tapi yang jelas pasti.

Jagung bakar. secangkir Kopi susu. Kabut. Kepulan asap. Dinginnya malam itu masih terasa kurang tanpa kau. Yang aku tidak dan belum tau siapa itu.

                                                                                                                                                                10/10/2011 

Tuesday, October 4, 2011

your pic

rambut tekulai lemas sebahu. mata menyipit tersenyum. cantik

tepat disebalahnya. kembaran perilakunya. kau si rambut hitam pekat. si alis tebal. dengan senyum tulus. bersanding.

pas. tak bercela

sepasang indera tertohok menikmati. 2 ujung bibir tertarik terkatup. tarikan nafas dalam bergetar. degup memacu tersayat. miris

Ia tau jawabannya. ia tau posisinya. kalah. inilah tempatnya.

Saturday, August 13, 2011

si penikmat cerita

dan aku disini, hanya bisa menikmati sisa kenangan yang ada.
menelan dalam-dalam pahit yang sudah menjadi takdir

kau. salah satu yang berpengaruh dalam tulisan ini. 
kau. yang tau bagaimana aku
kau. yang memberi sejuta sejuk dalam diri
kau. terlalu banyak yang dapat ku deskripsikan
itu semua hanya awal.
manis.
kamu. sosok yang mulai pudar
aku. sosok yang mulai gentar
kamu. bukanlah pemberi tujuan dan arah
aku. penghela napas panjang
kamu. si "pejuang" ???
aku. si egois
kamu. si rakus
kamu. si plin plan
kamu. sang penulis
aku. sang peran utama
kamu. penentu akhir cerita
aku. penerima dan si pasrah.

bodoh memang. lagi-lagi aku kalah. naif nampaknya bila hanya mengatakan semua ini sudahlah suratan takdir. 
kekecewaan batas tertinggi dikecap. tapi semua sudah terjadi. kau penentu akhir cerita ini. dan aku tetaplah hanya menjadi si penerima dan si pasrah. 

penulis hidup nikmat dan memiliki banyak kumpulan buku dan ceritanya. tentu tidak sulit baginya saat ini membuang 1 cerita dan menikmati ceritanya yang lama. atauu.. mulai menulis cerita baru.. :) 

cerita yang terlambat di post-kan

malam ini.. entah malam keberapa hal ini kembali di perdebatkan..

aku kembali merenungkan tulisan-tulisanmu di BlackBerry Messenger-ku

saat tak ada lagi jalan dan harapan, aku maish bertahan..
kadang aku merasa bodoh.. apa aku yang terlalu melambungkan mimpi.. atau memang semua hanyalah kesenangan sesaat

aku tau banyak hal tentang hal itu. kau pun begitu. mungkin bukan tentang itu. tetapi tentang aku.

aku kekal mencoba bertahan. namun akhirnya aku pula yang gentar.

pasrah.. kata yang tepatkah? atau lebih tepat "menyerah" ??

(awal bulan Juni)

Saturday, June 4, 2011

Wednesday, May 25, 2011

aku-kamu



Sekali lagi. 2 bola itu tajam menatap. aku terdiam. Ku balas tatap. Sekejap saja. Aku diam. Tersipu malu. Dia diam. Tersenyum manis.

“aku tak tahu sampai kapan”. “aku juga”. “entahlah”. “jalani saja”.

semua bergerak. Cepat. Menyangkal. Membungkam diri. Munafik. Sampai suatu titik.

“aku rasa”. “aku pun sama”. “aku tak tau”. “aku pun masih tak tau”

“aku belum siap”. “aku pun sama”. “jalani saja”. ”yaa, jalani saja”

Aku pilih manis. Dia pilih manis. Namun scene itu menipu. pahit.. 

“sakiiit”. “kenapa?”. “maaf..”. “aku bodoh”. “maaf..”. “sudahlah..”. 
“aku pergi”. “please,stay with me...”

Memahat kembali. Mencoba. Namun..

“aku takut”. “apa?”. “banyak hal”. “seperti?”. “seperti yang kau tahu apa yang aku takutkan”.
“aku binggung”. “aku juga”. “ini salahku”. “apa?”. “tak apa-apa”. “sudah lupakan”. “jalani saja”. “maaf...”


Saat rasional dan perasaan menjadi 1 dan tak ada yang mau mengalah.

Thursday, April 14, 2011

"Keadaan manusia yang tidak saling mencintai itu sebenarnya tidak ada."

mengutip dari artikel mengenai pementasan Teater Katak 21 Maret 2011 lalu yang ditulis oleh Lydia Natasha (jurnalistik'08), membuat saya sedikit berefleksi terhadap beberapa kalimat dibawah ini..




"Keadaan manusia yang tidak saling mencintai itu sebenarnya tidak ada."




"Kondisi tiadanya cinta tidak mungkin terjadi."




"Kalaupun “nampaknya” terjadi, itu semua hanya karena manusia lupa bagaimana caranya mencintai."




 "Manusia cenderung lebih mudah mematikan hati nuraninya, menutupnya dengan egoisme, 
keserakahan, dan kesombongan."




"Itulah cikal-bakal terjadinya permusuhan yang membuat manusia tidak dikuasai cinta, melainkan ego mereka sendiri."




"mencintai memang tidak mudah. Manusia pasti selalu dihadapkan dengan cobaan, dan terkadang 
manusia kalah dan salah memilih."




belum pernah saya mendengar kata-kata ini sebelumnya. cukup menempel di otak dan hati. :) 

Tuesday, April 12, 2011

denting itu lenyap
mata-mata tertombak tercucur
jari-jari mengais meminta


pemberi jalan seakan menghilang
menghilang.
entah kemana.
atau
diambil siapa?
entahlah.


dinding kemegahan menjulang tinggi.
seorang berkata
"aku tau cahayanya!"
seorang lain berkata,
"kita hanya dapat menatapnya tak bergerak"
"ya, aku tau"
"munafik!"


lunglai.
kembali mengais.
penjilat penikmat nirwana
aku ingin tau rasanya.

Monday, April 11, 2011

Sunday, April 10, 2011

Entah

Berdetak jantung ini
hati terasa bergetar
ada apa gerangan?


bibir kelu tak bisa berucap
hanya senyum canggung yang bisa diusahakan
ada apa gerangan?


dalam khayal, sosok itu nyata
tak enyah lenyap
ada apa gerangan?


terus terputar adegan yang sama
saat kau tabur rasa
ada apa gerangan?


hati, jiwa semua meyakinkan
tapi mengapa 1 titik itu menyulitkan?


semua tergambar manis
tapi titik itu tetap melekat


harmoni dalam hati terasa
namun titik itu tak mau pergi jua


ku melangkah makin jauh
namun titik itu makin mendekat


aku tak kuasa
aku takut


titik itu makin membesar
apa yang harus kuyakini?

lanjutkan rasa ini


atau......


menyerah pada keraguan ini?

Thursday, April 7, 2011

obrolan di sebuah angkot

mengutip percakapan di angkot:

saya sedang duduk di kursi pendek yang hanya cukup untuk 4 orang, beserta teman saya yang mendapat jatah duduk di bangku kayu akibat penuhnya angkot yang kami tumpangi saat itu.
di bangku panjang yang cukup untuk 6 orang, terdapat 3 mahasiswi yang sama universitasnya dengan kami (tapi kami tidak kenal) sedang membicarakan seorang nama berinisial E, kira2 begini ceritanya:

perempuan 1: "eh tadi denger ga si ***** blablabla"
perempuan 2: "iyaa2 liat! terus si Eb*n langsung k=liat ke arah gw"
perempuan 3: (dengan ga nyambungnya) " iyaaa, tadi kan si E**n duduk di samping gw"
perempuan 2: (masih melanjutkan topiknya), "blablablablabla"
perempuan 3: (masih dengan ga nyambungny), "iyaaaa.. tadi E**n duduk di sebelah gw"
(semua diam) tiba-tiba..
petempuan 3: "tadi kan gw liat E**n diem2 aja, gw tegor suruh E**n kerjain, terus dia malah tenang2 aja, padahal udah gw tegor si E**n berkali-kali, terus tba2 aja si E**n kedepan terus ngunpulin tugasnya! ternyata dia udha kelar daritadi!!"
perempuan 1 dan 2: "hahahahahaa" (garing)

dalam hati saya: "kayaknay si perempuan 3 ini suka dengan inisial E ini. tampak dari dia mencoba menyebut nama yang sama ini beberapa kali dengan topik yang tidak penting"
(setelah turun dari angkot)
saya dan teman saya: " hahahhaa si perempuan tadi kaaknya suka sama E yah. "
ingin rasanya saya menceritakan kejadian ini pada teman saya E**n, tapi syangnya say atidak tahhu nam aperempuan itu siapa. :p

*cuma hiburan belaka. tidak ada maksud apa2 :p

Tuesday, March 22, 2011