Sunday, October 23, 2011

nostalgia

terdiam aku dalam pekat ini
album ini tidak ada yang menyenangkan
aku tertahan lagi
kembali pada nostalgia yang tak rampung dalam sehari
diikuti bunga yang makin hari makin tak jelas artinya

hampir setahun ini aku bisa. dan selalu bisa
namun kini, detik ini aku lunglai

apa selama ini aku bias?
menghindar
memprovokatori diriku sendiri

aku gentar
getar ini lemas
tak berkutik
hanya bisa menikmati getir ini
dan kembali aku, terjebak dalam nostalgia

Friday, October 14, 2011

PUNCAK MALAM ITU


Puncak malam itu. Udara menusuk dengan kejamnya lantaran kami makin menuju ke atas. Kabut makin menebal, menutup pandangan. seakan menolak kedatangan kami atau malah mau memberikan kejutan saat kami sudah bisa terbiasa melihat dalam kabut?

Kami memutuskan menepi di sebuah warung jagung bakar yang terlihat cukup luas dan nyaman untuk disinggahi. Beberapa warung disebelah kami dipenuh oleh rombongan para pe-touring.

Ditemani secangkir kopi susu panas dan jagung bakar yang masih menggepulkan asapnya, menunjukkan baru saja diangkatnya dari pembakaran. Kepulan asap rokok dari seorang teman disebrang. Kabut dan udara dingin yang makin menusuk ke dalam pori-pori terdalam. Melanjutkan pembicaraan kami mengenai ke-galau-an masing-masing. Sembari sesekali mengamati jalan yang banyak dilalui para rombongan motor-motor yang  berbeda dan terlihat sengaja melakukan perjalanan panjang ini malam itu.

“rame juga yah puncak malem-malem gini. Banyak rombongan-rombongan pe-touring. Salut2”
“iya. Keren deh mereka. jagoan.”
“hmmm...”
“jadi bagaimana?”
“Apanya yang bagaimana?”
“gatau deh.. apa mungkin bisa balik lagi?”
“Menurut lo?”
“hmmm... bisa kok.. asal tetep usaha. Haha klise banget..”
“hahahaha. Tai abis lo”
“jagung bakar. Kopi susu. Kabut. Perfect.”
“yakin perfect? ga ada yang kurang?”
“siaaal!. Gw udah tau lo bakal ngomong itu. Hmm kurang sih..”
“kurang apaaa hayooo???”
“kurang seseorang untuk dipeluk saat dingin gini. Momentnya udah pas padahal.. halahh.. galau kan gw.tai lo emang ”
“hahhaa. Sama.”
“roti bakar. Bandrek. Flava.. Cuma ganjal 1 hal” 
“apaan?”
“sama lo!”
“anjrit!”
 “harusnya situasi kayak gini bareng pacar. “
“anjing. Udah bagus gw temenin kesini lo. Babi. “
“hahha iye.iye.”

Tarikan dalam terlihat saat Ia mulai menaruh kreteknya ke ujung bibir dan mulai menariknya agak lama.
Tak lama kepulan asappun mulai terlihat keluar dari mulutnya. Teratur.

Kami pun melanjutkan chit chat kecil kami. Makin subuh dan makin tidak jelas. Tapi yang jelas pasti.

Jagung bakar. secangkir Kopi susu. Kabut. Kepulan asap. Dinginnya malam itu masih terasa kurang tanpa kau. Yang aku tidak dan belum tau siapa itu.

                                                                                                                                                                10/10/2011 

Tuesday, October 4, 2011

your pic

rambut tekulai lemas sebahu. mata menyipit tersenyum. cantik

tepat disebalahnya. kembaran perilakunya. kau si rambut hitam pekat. si alis tebal. dengan senyum tulus. bersanding.

pas. tak bercela

sepasang indera tertohok menikmati. 2 ujung bibir tertarik terkatup. tarikan nafas dalam bergetar. degup memacu tersayat. miris

Ia tau jawabannya. ia tau posisinya. kalah. inilah tempatnya.