sosokmu.
kau datang begitu sigap, dan pergi begitu cepat.
bukan. bukan kamu yang mau itu singkat.
mungkin, waktu yang kita rasa berdetak lebih cepat.
ia tidak jahat, ia hanya cemburu pada kita.
cemburu karena sepanjang hidupnya, ia tidak bisa sebentar diam menikmati waktu bersama di pertemuan satu angka yang sama.
"jadi, mengapa tidak kupercepat saja, agar romantisan ini tidak semakin menyiksa," katanya.
kasihan dia.
kasihan kita.
maka, jadikanlah dan syukurkanlah sejenak waktu bersama kita. entah sekedar berbagi gurau, mengandai masa depan, memelas dibujuk, atau diam bersama.
karna ia, sang empunya atur hidup kita,
maka, pergilah cepat, untuk dapat kembali kilat.
karena ia akan terus berlari dan berlari, hingga saat ku menulis ini.
kau tahu,
mungkin kita tak perlu cemas, karena akibat kejarnya, sebentar lagi kita akan berjumpa kembali pada satu angka yang kita sepakati bersama.