Thursday, April 14, 2011

"Keadaan manusia yang tidak saling mencintai itu sebenarnya tidak ada."

mengutip dari artikel mengenai pementasan Teater Katak 21 Maret 2011 lalu yang ditulis oleh Lydia Natasha (jurnalistik'08), membuat saya sedikit berefleksi terhadap beberapa kalimat dibawah ini..




"Keadaan manusia yang tidak saling mencintai itu sebenarnya tidak ada."




"Kondisi tiadanya cinta tidak mungkin terjadi."




"Kalaupun “nampaknya” terjadi, itu semua hanya karena manusia lupa bagaimana caranya mencintai."




 "Manusia cenderung lebih mudah mematikan hati nuraninya, menutupnya dengan egoisme, 
keserakahan, dan kesombongan."




"Itulah cikal-bakal terjadinya permusuhan yang membuat manusia tidak dikuasai cinta, melainkan ego mereka sendiri."




"mencintai memang tidak mudah. Manusia pasti selalu dihadapkan dengan cobaan, dan terkadang 
manusia kalah dan salah memilih."




belum pernah saya mendengar kata-kata ini sebelumnya. cukup menempel di otak dan hati. :) 

Tuesday, April 12, 2011

denting itu lenyap
mata-mata tertombak tercucur
jari-jari mengais meminta


pemberi jalan seakan menghilang
menghilang.
entah kemana.
atau
diambil siapa?
entahlah.


dinding kemegahan menjulang tinggi.
seorang berkata
"aku tau cahayanya!"
seorang lain berkata,
"kita hanya dapat menatapnya tak bergerak"
"ya, aku tau"
"munafik!"


lunglai.
kembali mengais.
penjilat penikmat nirwana
aku ingin tau rasanya.

Monday, April 11, 2011

Sunday, April 10, 2011

Entah

Berdetak jantung ini
hati terasa bergetar
ada apa gerangan?


bibir kelu tak bisa berucap
hanya senyum canggung yang bisa diusahakan
ada apa gerangan?


dalam khayal, sosok itu nyata
tak enyah lenyap
ada apa gerangan?


terus terputar adegan yang sama
saat kau tabur rasa
ada apa gerangan?


hati, jiwa semua meyakinkan
tapi mengapa 1 titik itu menyulitkan?


semua tergambar manis
tapi titik itu tetap melekat


harmoni dalam hati terasa
namun titik itu tak mau pergi jua


ku melangkah makin jauh
namun titik itu makin mendekat


aku tak kuasa
aku takut


titik itu makin membesar
apa yang harus kuyakini?

lanjutkan rasa ini


atau......


menyerah pada keraguan ini?

Thursday, April 7, 2011

obrolan di sebuah angkot

mengutip percakapan di angkot:

saya sedang duduk di kursi pendek yang hanya cukup untuk 4 orang, beserta teman saya yang mendapat jatah duduk di bangku kayu akibat penuhnya angkot yang kami tumpangi saat itu.
di bangku panjang yang cukup untuk 6 orang, terdapat 3 mahasiswi yang sama universitasnya dengan kami (tapi kami tidak kenal) sedang membicarakan seorang nama berinisial E, kira2 begini ceritanya:

perempuan 1: "eh tadi denger ga si ***** blablabla"
perempuan 2: "iyaa2 liat! terus si Eb*n langsung k=liat ke arah gw"
perempuan 3: (dengan ga nyambungnya) " iyaaa, tadi kan si E**n duduk di samping gw"
perempuan 2: (masih melanjutkan topiknya), "blablablablabla"
perempuan 3: (masih dengan ga nyambungny), "iyaaaa.. tadi E**n duduk di sebelah gw"
(semua diam) tiba-tiba..
petempuan 3: "tadi kan gw liat E**n diem2 aja, gw tegor suruh E**n kerjain, terus dia malah tenang2 aja, padahal udah gw tegor si E**n berkali-kali, terus tba2 aja si E**n kedepan terus ngunpulin tugasnya! ternyata dia udha kelar daritadi!!"
perempuan 1 dan 2: "hahahahahaa" (garing)

dalam hati saya: "kayaknay si perempuan 3 ini suka dengan inisial E ini. tampak dari dia mencoba menyebut nama yang sama ini beberapa kali dengan topik yang tidak penting"
(setelah turun dari angkot)
saya dan teman saya: " hahahhaa si perempuan tadi kaaknya suka sama E yah. "
ingin rasanya saya menceritakan kejadian ini pada teman saya E**n, tapi syangnya say atidak tahhu nam aperempuan itu siapa. :p

*cuma hiburan belaka. tidak ada maksud apa2 :p